Berita

Kampung Sejuk Dan Asri, Rezeki Pun Lancar

Malang, InfoPublik Jangankan tanah, untuk melihat matahari saja kami susah. Butuh kreativitas agar kampung kami bisa hijau dan segar penuh tanaman dan sayuran seperti saat ini. Banyaknya wisatawan domestik bahkan mancanegara membuat kami semakin bersemangat untuk berkreativitas. Itulah beberapa hal yang disampaikan Ketua Rukun Warga (RW) 23, Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Ir. Bambang Irianto.

Tidak memiliki lahan yang cukup luas karena tinggal di gang-gang sempit tidak boleh menjadi alasan bagi warga Kota Malang untuk tidak bisa menikmati sayuran yang lezat dan sehat. Dengan menanam sayur menggunakan sistem hidroponik, aquaponik, maupun organik, saat ini hampir semua rumah di RW 23 memiliki tanaman sayuran super sehat yang bisa dikonsumsi setiap hari.

Di jendela, di pagar-pagar rumah, di loteng, dan di tembok-tembok rumah warga RW 23 bisa dilihat berbagai macam sayuran. Mulai dari sayur yang biasa ditemui seperti bayam, kangkung, kacang panjang, kubis, seledri, buncis, gambas, markisa, hingga tanaman langka seperti lombok peninggalan Majapahit, bawang Dayak, bawang Korea, dan juga kentang rambat terlihat di tempat ini.

Jika sebelumnya sayuran tersebut hanya sebagai konsumsi warga RW 23 sendiri, saat ini sayuran organik sudah mulai dimanfaatkan menjadi sebuah peluang bisnis. Kawasan RW 23 yang semula terkesan kumuh, kini menjadi kampung yang asri dan menjadi kampung wisata yang membuat banyak para pelancong dari Jepang, Jerman, Korea , Thailand, dan negara lainnya silih berganti berkunjung di tempat ini.

Bagi wisatawan domestik ataupun mancanegara yang kesulitan mendapatkan tempat menginap saat di Kota Malang, warga RW 23 juga menyediakan penginapan yang asri dengan berbagai variasi harga. Untuk kamar kelaspresident suite yang dilengkapi AC (Air Conditioner_red) dan kamar mandi dalam, cukup mengeluarkan Rp125.000 per malam, ada juga yang Rp75.000, Rp50.000, sampai yang termurah dengan harga per malam Rp10.000.

Bambang mengungkapkan, ide awal menanam berbagai macam sayuran ini adalah untuk ketahanan pangan. Tidak tahunya setelah berkembang, saat ini justru bisa menjadi sebuah bisnis, menjadi kampung wisata, dan pengembangan edukasi bagaimana menata kawasan agar bisa menjadi asri dan sehat. “Saat ini kampung kami juga sudah menjadi kawasan kampung wisata edukasi dengan berbagai macam paket yang menarik,” kata Bambang, Kamis (05/03).

Di antara paket yang ditawarkan adalah bagaimana membuat biopori, membuat tanaman hidroponik, paket panen sayur, paket membuat minuman jamu sehat, jus, hingga keripik tempe. Untuk bisa mengikuti paket edukasi ini per orang dikenai biaya Rp150.000 dengan minimal jumlah peserta 20 orang. “Untuk kelompok kecil bisa lima orang dengan biaya masing-masing peserta Rp250.000,” tegas Bambang.

Selain diajari membuat biopori dan memanen sayuran, dalam wisata edukasi ini peserta juga bisa menikmati kuliner yang lezat. Tidak perlu merogoh kantong lagi, karena paket kuliner itu sudah satu paket dengan biaya training.

Sukses membuat RW 23 menjadi kampung sehat, sejuk, dan asri yang nyaman ditinggali hingga bisa menjadi kampung wisata, Bambang mengaku sempat mengajak RW lain untuk bergabung. Tetapi sejauh ini masih belum ada tanggapan yang memuaskan.

Dari kenyataan itu Bambang mengatakan, saat ini memilih untuk lebih fokus mengembangkan kawasan RW 23. Padahal seandainya setiap daerah di Kota Malang bisa melakukan gerakan ini, tentunya Kota Malang semakin hijau dan sehat. Lebih dari itu penduduk yang ada di dalamnya juga akan mendapat banyak berkah dan juga penghasilan lebih. (cah/yon/Kus)

Sumber: http://infopublik.id/read/106851/kampung-sejuk-dan-asri-rezeki-pun-lancar.html

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *