Sebanyak 8 Rukun Warga (RW) di Kota Malang, Jawa Timur, menerima penghargaan Program Kampung Iklim (Proklim) Utama 2023 dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya. Penghargaan itu sekaligus menandai meningkatnya kesadaran warga dalam aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. “Pemkot Malang berharap kepedulian lingkungan terus meningkat. Secara habitus perlu dipoles dengan memberikan pemahaman dan kesadaran masyarakat,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang Noer Rahman Wijaya, Selasa (31/10). Rahman beserta jajaran DLH menyerahkan sertifikat tersebut. Perwakilan delapan RW penerima sertifikat Proklim utama, yakni RW 05 dan RW 19 Kelurahan Purwantoro, RW 08 Kelurahan Lesanpuro, RW 02 Kelurahan Gading Kasri, RW 05 Kelurahan Dinoyo, RW 08 Kelurahan Tlogomas, RW 02 dan RW 03 Kelurahan Karangbesuki. Mereka menerima sertifikat utama karena sebelumnya meraih sertifikat pratama dan madya. Tahap puncak adalah sertifikat lestari yang memiliki binaan 10 kampung iklim. Rahman berharap dengan penghargaan ini semakin memotivasi kampung-kampung lainnya turut mengembangkan Proklim. Itu sebabnya Pemkot Malang menargetkan satu kelurahan satu lokasi kampung iklim. Sampai akhirnya bisa merata di 558 RW meliputi 57 kelurahan dari 5 kecamatan. Dengan begitu, imbasnya meningkatkan indeks kualitas lingkungan hidup. Sejauh ini, capaian Proklim Kota Malang terus meningkat semula satu RW pada 2016 menjadi 8 pada 2023. Sedangkan total sebaran Proklim berada di 20 RW, yaitu tiga RW di Kecamatan Blimbing, empat RW di Kecamatan Lowokwaru, tiga RW di Kecamatan Kedungkandang, dan masing-masing lima RW di Kecamatan Klojen dan Kecamatan Sukun. “Lingkungan hidup sangat penting bagi kehidupan. Karena itu, kegiatan berbasis peningkatan kapasitas dan sosialisasi melibatkan masyarakat akan terus ditingkatkan,” ujarnya. Kegiatan itu sebagai bentuk monitoring apalagi prosesnya menghadirkan narasumber berkompeten dan kredibel. Narasumber akan memberikan motivasi dan pengalaman praktik baik di sejumlah daerah. Dalam konteks ini, Kota Malang memiliki lokal hero sebagai pembina lingkungan level nasional, yakni Bambang Irianto. Bambang yang menjadi pembicara strategi dan manajemen membangun kampung/desa tematik menceritakan pengalaman dalam membangun kampung Glintung. Kerja keras bersama warga membuahkan hasil menjadikan Kampung Glintung go Green semula kumuh menjadi ramah lingkungan. Masyarakat mendapatkan manfaat dari kampung yang ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah dan negara. Alhasil, pertumbuhan UMKM signifikan dan warganya pun sejahtera. “Glintung go Green sekarang menjadi konsep atau teori cara membangun kampung. Peran utama masyarakat menjadi pilar penting,” tuturnya. Bambang menekankan akselerasi replikasi Proklim harus dikerjakan bersama. Teknisnya sinergi dan kolaborasi melibatkan pemerintah daerah di Malang Raya meliputi Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu. Pembicara lainnya dalam kegiatan optimalisasi partisipasi masyarakat dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di Kota Malang ialah Pembina Lingkungan Tingkat Provinsi Jawa Timur, Soejono. Ia menyampaikan materi kunci sukses menuju ProKlim.